Dari ayat tersebut dapat ditarik pengertian bahwa “MATI” dan “HIDUP” adalah makhluk/ciptaan Allah juga.
DUA KALI MATI DAN DUA KALI HIDUP
Surah Al Baqarah ayat 28 menjelaskan :
(Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, lalu kepada-Nyalah kamu dikembalikan)
Ayat tersebut melukiskan bahwa sebelum masa konsepsi (pembuahan dalam rahim) manusia adalah benda mati kemudian dihidupkan (diberi hayat) oleh Allah lahir kedunia sampai ajalnya mati lagi seperti keadaan sebelum konsepsi kemudian dihidupkan kembali untuk kedua kalinya. Meskipun mengalami dua kali mati dan dua kali hidup tetapi kematian atau mati yang pertama tidak sama dengan kematian atau mati yang kedua. Demikian pula kehidupan atau hayatnya yang pertama tidak sama sengan kehidupan atau hayatnya yang kedua.
Hal ini dapat dipahami dari ayat 64 dari Surah Al Ankabut : (Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main belaka. Dan sesungguhnya kampung akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya kalau mereka mengetahui)
Kemudian ayat 77 dari surah Al Qashash (Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampung akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (Kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan).
Akhirnya mari kita baca ayat 56 dari surah Al Dzariyat : (Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi – Ku).
Dari ayat-ayat tersbut dapat dipahami bahwa hidup manusia di dunia ini.hanyalah untuk beribadah atau mengabdi kepada Allah semata. Dan pengabdian manusia di dunia ini laksana “senda gurau” yang akan diakhiri dengan kematiannya yang kedua untuk hidup kekal selamanya. Dimana kwalitas kehidupan di akhirat itu sangat erat hubunagannya dengan kwalitas kehidupan di dunia ini.
Dalam surah An Najm ayat 38, 39, 40 : ( Bahwa sanya seorang yang brdosa tidak akan memikul dosa orang lain). Dan bahwa sanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperhitungkannya).
Maka jelaslah bagi kita, bahwa hidup di dunia ini adalah masa pengabdian, sedangkan hidup di akhirat adalah masa keabadian. Barang siapa yang baik hidupnya di dunia ini (dalam arti ibadahnya ) akan baik pulalah hidupnya di akhirat kelak. Hidup di dunia memang hanya sekali oleh karena itu agar diisi dengan pengabdian yang benar. Salah pilih berarti hidup sengsara selama-lamanya. Wal ‘Iyadz billahi!
Jika kita teliti sekali lagi, ayat-ayat yang telah dicantumkan dimuka. Maka kita akan memperoleh informasi mengenai proses ciptaan manusia mulai dari tanah sampai dengan akhir kehidupannya yaitu:
(1) Tahap pertama di alam Roh
(2) Tahap kedua di alam Ar’haam
(3) Tahap ketiga di alam dunia
(4) Tahap keempat di alam Barzah
(5) Tahap kelima di alam Akhirat
Penjelasannya lebih lanjut adalah sebagai berikut :
TAHAP PERTAMA DI ALAM ROH :
Pengetahuan manusia tentang roh sangat terbatas. Namun cukup bagi pegangan kita, bahwa roh tidak mati, hidup abadi sampai akhir nanti.
Al Qur’an sendiri hanya menyebutkan kata roh dalam 20 ayat saja. Dengan arti dan makna yang tidak sama : sbb.
1. Al Baqarah ayat : 87
2. Al Baqarah ayat : 258 (dalam kedua ayat ini kata Roh diikuti dengan kata Qudus, artinya : malaikat Jibril
3. An Nisaa : 171, kata roh disini berarti Roh Nabi Isa a.s
4. Al Maaidah : 110, Ruhul Qudus lagi
5. An Nahl : 2 maksudnya Wahyu / Al Quran
6. An Nahl : 16 Ruhul Qudus (Jibril ) juga
7. Al Israa : 85, Roh urusan Tuhanku
8. Asy Syu’araa : 193, Ruhul Ambin = Jibril
9. Al Mu’min : 15, maksudnya Jibril pula
10. Al Mujadalah : 22 Wahyu Illahi
11. Al Ma’arij : 4, Malaikat Jibril
12. An Naba : 38, Roh Manusi sejagad
13. Al Qadar : 4 Malaikat Jibril
14. Assyuraa : 52, Al Qur’an
15. Maryam : 17, JIbril
16. Al Anbiya : 91, Jibril
17. At Tahrim : 12 Roh Nabi Isa a.s
18. As Sajdah : 7-8-9 : Roh Nabi Adam a.s
19. Al Hijr : 29, Roh Nabi Adam a.s
20. Shaad : 72 Roh Nabi Adam a.s
Dari ayat-ayat tersebut ternyata : 10 diantaranya bermakna malaikat Jibril, Al Quran : 3 Nabi Adam: 3 Nabi Isa : 2 Roh segala manusia : 1 dan Roh urusan Tuhanku.
Maka patutlah, masalah roh hanya sedikit saja manusia diberi ilmu tentangnya. Itulah pula sebabnya orang sering terkecoh pengertiannya, sehingga para cerdik lagi pandai ada yang “terlanjur” menyamakan arti roh dengan jiwa. Roh tidak pernah mati, tetapi jiwa akan mati, sesuai firman Allah SWT : “Tiap-tiap jiwa merasa mati”
(Surah Ali Imran, ayat 185, Surah Al Anbiya ayat 35, Surah Al Ankabut ayat 52).
Seandainya kata jiwa sinonim dengan roh tentunya psikologi dapat diartikan sebagai ilmu roh disamping disebut ilmu jiwa.
Kembali ke masalah roh. Dalam sebuah hadist riwayat Imam Bukhori dan Iman Muslim diterangkan, bahwa penciptaan manusia berlangsung melalui tahap-tahap :
1. Sebagai nuthfah selama 40 hari
2. Sebagai ‘Alaqah selama 40 hari
3. Sebagai Madigah selama 40 hari
Kemudian tahap 4 Baru ditiupkan roh ke dalamnya.
TAHAP KEDUA DI ALAM AR'HAAM :
“Dia yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Kuasa Lagi Maha Bijaksana” (Ali Imran : 6).
“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah dan segala sesuatu pada sisinya ada kurangnya” (Ar Ra’du : 8).
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka ketahuilah bahwasanya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami tetapkan (sesudah itu) dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan. Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) diantara kamu ada yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, hingga dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering kemudian apabila telah Kami turunkan air atasnya hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Al Haji ayat : 5)
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha dalam pengetahuan-Nya.” (Luqman ayat : 34)
Keadaan dalam Alam Ar'haam, dilukiskan oleh Allah sbb :
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan dari pada isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam tiga kegelapan yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Pencipta kamu, Pencipta yang mempunyai kerajaan, tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan.” ( Az Zumar ayat : 6).
Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, dalam rahim dan kegelapan dalam selaput yang menutup dalam rahim.
TAHAP KETIGA DI ALAM DUNIA :
Kata
dunia tidak kurang dari 112 kali disebutkan dalam Al Quran. Menikmati
kehidupan duniawi tidak dilarang hanya saja perlu dipahami, bahwa dunia
ini tempat berbakti, tetapi penuh tipu daya.Allah berfirman :
“Katakanlah : “Siapakah yang mengharumkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharumkan) rezeki yang baik.” Katakanlah (dan orang-orang yang tidak beriman) dalam kehidupan dunia semata-mata bagi orang-orang yang beriman di hari kiamat. Demi kianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui” (Al A’raaf).
Ayat-ayat ini menerangkan dengan jelas bahwa perhiasan dari Allah dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tak beriman sedang di akhirat nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.
Oleh karena itu, Allah peringatkan dengan firman-Nya :
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kapadamu Rasul-Rasul dari golongan kamu sendiri, yang mau menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuan dengan hari ini?
Mereka berkata : “Kami menjadi saksi atas diri kamu sendiri”. Kehidupan dunia telah menipu mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir”.
(Al An’aam ayat : 130)
Yang diseru dalam ayat ini atau dalam Al Qur'an pada umumnya adalah jin dan manusia. Mengapa ? Sebab Allah telah mengeluarkan dekrit-Nya sbb : “Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdiKu” (surah Adz Dzariyat ayat :56).
Dan pengabdian kepada Allah ini akan diterima apabila didasari dengan rasa takwa sesuai firmanNya dalam surat Al Maaidah ayat : 27 :“Certakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua dan tidak diterima dari yang lain. Ia berkata : “Aku pasti membunuhmu!.: berkata (Habil) : “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban/abdian) dari orang-orang yang bertaqwa”.
Nash lain yang menyatakan, bahwa pengabdian yang didasari dengan taqwa sajakan diterima, ialah : “Daging-daging onta itu sekali tidak dapat mencapai (keridhoan) Allah dan tidak pula darahnya, tetapi taqwa dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nya kepada kamu dan berilah kabar gembira kepada orang yang berbuat baik.”(Al Hajj, ayat :37).
Dalam surah Al Baqarah : 197 pun ditegaskan : “………….. dan berbekallah kamu, maka sesungguhnya sebaik baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepadaKu hai orang orang yang berakal”.
Kwalitas kehidupan di akhirat sangat erat
hubungannya dengan kwalitas kehidupan di dunia oleh karena itu Allah
memberikan pengarahan sbb :“Dan carilah pada apa yang telah di
anugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampung akhirat, dan janganlah
kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
padamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Karena sesungguh
nya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al
Qashash ayat :77).
TAHAP KEEMPAT DI ALAM BARZAH :
Alam
Barzah adalah alam diseberang makam, setelah manusia meninggalkan dunia
fana ini. Alam ini merupakan awal dari Alam Akhirat. Alam Barzah
disebut juga dengan alam kubur. Alam ini “ghaib” seperti Alam Roh. Oleh
karena itu, tidak mungkin orang menyelidikinya. Satu-satunya informasi
yang boleh wajib dipegang adalah Wahyu Ilahi. Baik berupa surah Al Quran
maupun hadist shahih. Bahwa alam Barzakh itu berada di seberang makam,
dalilnya :“Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata : Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke duina).
“Agar aku berbuat amal yang saleh dalam hal yang telah aku lalaikan”. Sekali-kali tidak; sesungguhnya itu adalah (sekedar perkataan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”. (Surah Al Mu’Minun : 99 dan 100).
Dalam sebuah hadist, Rasullullah mengajarkan doa kepada umatnya : “Allahumma, aku mohon kepada-Mu perlindungan dari kekufuran dan kefakiran dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur. tidak ada Tuhan melainkan Engkau.” (H.R. Abu Daud).
TAHAP KELIMA DI ALAM AKHIRAT :
Alam akhirat disebut juga alam Baka. Artinya alam terakhir yang abadi, tiada bersudahan. Mereka yang kekal di Surga, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Dan mereka yang kekal di neraka, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Dalilnya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baiknya makhluk. Balasan mereka disisi Tuhan mereka ialah sorga ‘And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Al Bayyinah : 6-8).
Apa yang diperoleh di akhirat adalah balasan dari apa yang dilakukan orang di dunia ini. Amal baik berbalas baik. Amal buruk berbalas buruk. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesungguhannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat (siksa dari kejahatannya) yang dikerjakannya………….” (Surah Al Baqarah ayat : 286)
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori artikel
dengan judul Pengertian Hidup Menurut Pandangan Islam . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://dunia3-ilmu.blogspot.com/2013/04/stylewidth-150-px-height-100-px.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown -
ijin share gan
ReplyDeleteditunggu kunjungan balik ya gan http://alvictorey19.blogspot.com/